TifaniAnglila.Com - Anda merasa suami menjadi malas? Beda ketika masih pacaran dulu. Suami pun kemudian malas mendengarkan Anda dan tak mau berbagi tugas? Situasi ini adalah pola yang wajar dalam sebuah hubungan keluarga. Yuk gali tiga cara bagaimana mengajak suami ikut beberes rumah.
1. Beri dukungan
Pria biasanya tidak terlalu rumit. Sebagian besar pria cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membuat pasangannya bahagia. Berilah kejelasan apa yang membuat para perempuan bahagia, seperti jika para perempuan merasa terbantu, maka ucapkanlah terima kasih. Maka ucapan tersebut akan meningkatkan semangat para kaum adam untuk terus melakukannya.
Memang ini tidak mudah, soalnya banyak perempuan justru acap mengungkapkan apa yang mereka tidak suka. Semisal, tidak boleh pulang lebih dari pukul 22.00, tidak boleh main futsal akhir pekan, dan tidak boleh-tidak boleh lainnya.
Maka seorang pria yang tidak bisa memuaskan keinginan pasangannya tentu akan capek dan berhenti mencoba. Tentu sebagai perempuan tidak mau, kan? Jadi wahai perempuan ungkapkanlah keinginan Anda dan ucapkan terima kasih ketika para pria sudah berhasil melakukannya. (Tip: tunjukkan rasa syukur Anda dengan lebih dari kata, maka hasilnya ... tanggung sendiri)
2. Ganggu pola hidupnya, jangan individunya
Masalah percintaan seperti buliran salju.Tiap bulirnya mempunyai karakter yang berbeda. Anda dan pasangan harusnya bisa menciptakan pola hubungan terbaik yang meliputi sisi baik dan sisi buruk dari tiap individu. Karena tidak ada manusia yang benar-benar jahat atau pun sebaliknya. Jadi ketika pola hubungan percintaan terganggu, atasi dengan melihat pola hubungan tersebut sebagai tim ketimbang saling marah satu sama lain.
Ini contohnya bagi pasangan yang acap berantem. Si perempuan selalu ingin bantuan, sementara pasangan pria justru menginginkan lebih banyak waktu untuk istirahat setelah melalui hari yang melelahkan. Caranya adalah fokus pada perilaku yang tampak. Pihak perempuan tidak suka kalau kurang perhatian, sementara pihak pira tidak suka perilaku yang mendominasi.
Maka kembangkan pertanyaan soal pola ini. Sejak kapan situasi ini berlangsung? Apa yang terjadi sebelum pertengkaran dimulai? Apa yang ada di pikiran masing-masing sebelum mereka saling memaki? Apa yang terjadi usai pertengkaran? Carilah pola-pola interaksi tersebut ketimbang menyerang masing-masing pasangan.
Perlu kekuatan mental untuk mengabaikan kemarahan dan saling menyalahkan. Proses ini harus jadi komitmen dua orang. Berdasarkan pengalaman, sebagian pria mau berkomunikasi asal tidak jadi sasaran kemarahan.
3. Hargailah pasangan, bahkan jika Anda merasa tidak ingin
Saling menghargai penting karena menjadi nada dalam sebuah hubungan. Sikap penghargaai seperti bagian senar dalam sebuah simfoni. Sebuah musik tak akan lengkap tanpa senar.
Banyak perempuan yang berpikir untuk apa memulai menghargai duluan kalau memang pasangannya memang "berengsek". Jadi kadang-kadang mereka sangat sulit untuk menghargai pasangannya karena terlalu memendam marah.
Menolak untuk mulai berdamai memang akan memuaskan salah satu perasaan pasangan. Tapi perilaku ini justru selalu menghasilkan hal di luar keinginan masing-masing pasangan, yakni komunikasi yang terputus. Anda tidak akan mendapatkan apa-apa, kecuali kepuasaan sesaat.
Artikel keren lainnya: