Buku ini akan mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan apa yang terjadi di sekitar kita. Boleh jadi itulah cara Allah untuk mengajarkan kita tentang prinsip kehidupan. Persoalannya sering kali hati kita tertutup oleh beragam persoalan dunia. Hati kita pun akhirnya tidak mampu lagi untuk melihat lebih dalam pertanda-pertanda Tuhan. Belajar dari buku ini, mungkin kita bisa berhenti sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dunia untuk menangkap kearifan-kearifan di sekitar kita.
Judul buku: Berhenti Sejenak, Melihat Lebih Dalam untuk Memperbaiki Diri
Penulis: Bayu Gawtama
halaman: 150 halaman
Penerbit: Hikmah Mizan
Kata Pengantar: Ramadhan KH
Saya tak mengenal postur pengarang buku ini, Bayu Gautama, tapi saya bisa menangkap jiwanya: halus, penuh kemanusiaan. Itu saya dapatkan dari cerita-cerita yang ditulisnya.
Menurut keterangannya, ini semua adalah pengalamannya sehari-hari yang sempat direnungkannya kembali dan dituliskannya.
"Ibuku Tangguh" mencerminkan kehalusan perasaannya, hormat pada orang tua, mencatat perjuangan seorang ibu. Maka pantas penerbit Mizan tertarik untuk menerbitkannya.
Begitu juga "Energi Positif", di samping mengandung kalimat-kalimat puitis, seperti "ada being air yang siap tumpah". Maka dengan ini pengarangnya pandai mencatat atau mengenang secara ringkas tapi halus mengenai kejadian yang sempat ia lakukan.
"Menciptakan Perbedaan" mengandung filsafat hidupnya, pendirian tentang dirinya berada di bumi. Katanya, "nilai hidup tidak ditentukan oleh berapa banyak yang berhasil kita kumpulkan di tabungan pribadi; tidak juga diukur dari tingkat dan gelar pendidikan yang sudah diraih... Hidup akan memiliki nilai jika ada peran serta kita terhadap kehidupan orang lain. Semakin banyak orang lain yang tersentuh oleh keberadaan kita, semakin besarlah nilai hidup kita". Itu pendirian Bayu Gautama.
Pendek kata, semua cerita yang ditulis Sdr. Bayu Gautama mengingatkan saya pada tokoh masyarakat yang mendidik moral kita, Aa Gym (Abdullah Gymnastiar) dengan wejangan-wejangannya dan buku-bukunya, a.l "Indahnya Kasih Sayang."
Membaca "Semua Karena Cinta" – Bayu Gawtama, saya mencatat: Jika banyak orang yang seperti penulis ini, sadar akan arti dan kewajiban dirinya, akan beruntunglah kita. Maka saya serukan, hadapkanlah tulisan ini pada orang banyak. Dan saya menyarankan. Bacalah buku ini!!!
Cape Town, 5 April 2005
Ramadhan K.H
Dalam kehidupan yang sekejap ini, rasanya setiap jiwa harus saling mendekat dan merenung. Mendengar, melihat dan mempelajari cara kerja 'Sang Pencipta' mendidik kita semua.
Kita harus mempelajari bagaimana untuk memimpin diri kita sendiri secara proporsional. Hidupmu sangatlah halus dan kita harus memimpinnya dengan kebijaksanaan yang halus pula.
Salah satunya melalui cerita-cerita di buku ini, yang dapat menjadi kaca, apakah kita sudah bisa dikatakan 'orang baik yang penuh cinta'.
Ir.Shahnaz Haque-Ramadhan
penyiar Delta Siesta
Artikel keren lainnya: