TifaniAnglila.Com - Menikah. Adalah kata yang mudah diucapkan. Namun ada beberapa hal yang tidak boleh dianggap enteng hanya dengan kata-kata itu saja.
Duhai sang calon pengantin Pria,
Menjadi seorang suami adalah tugas yang berat. Tidak hanya berkewajiban mencari uang dan nafkah lahir batin kemudian berhenti sampai di situ. Masih banyak kewajiban seorang suami yang harus diberikan kepada istrinya.
Di antaranya adalah menjamin segala kebutuhan sang istri. Jika istrimu adalah orang yang tidak terbiasa melakukan hal-hal berat maka kewajibanmu adalah mencarikan seorang pembantu untuk mengurus segala kebutuhan rumah tangga. Mencuci, memasak, membersihkan rumah, mengurus anak biarkan pembantu yang melakukannya jika benar-benar istrimu dari kalangan yang sudah terbiasa dengan peran pembantu. Kalau toh ingin istrimu belajar mengurus rumah tangga biarkan secara perlahan-lahan, jangan dipaksakan.
Jika istrimu tidak tahu tentang ilmu agama, kewajibanmulah untuk mengajarkannya. Katakanlah jika istrimu tidak tahu manakah darah haid, manakah darah nifas, manakah darah istihadloh maka kewajiban seorang suami untuk menerangkan macam-macam darah itu. Hal ini sangat penting dikarenakan darah mana saja yang menyebabkan seorang perempuan tidak boleh melakukan sholat dan mana yang boleh melakukan sholat. Kesalahan sedikit saja menyebabkan istrimu meninggalkan sholat.
Perlu diketahui macam-macam darah itu ada banyak sekali, apakah itu darah kuat ataupun darah lemah. Warna kuat ataupun warna lemah. Maka kewajiban seorang suami adalah WAJIB tahu jika istrinya tidak tahu.
Duhai Sang Calon Pengantin Bidadari,
Tugasmu tidak hanya sekedar melayani suamimu baik lahir maupun batin. Tidak hanya sekedar melakukan hal-hal terkait kebutuhan rumah tangga. Tidak hanya mengurus anak, membesarkan anak, dan mendidik anak. Namun lebih dari itu.
Jika suamimu terlihat lemah maka berilah semangat. Jika suamimu terlihat susah maka kuatkanlah. Jika suamimu terlihat goyah maka hiburlah. Jika suamimu mulai jatuh maka rayulah dengan kata-kata manismu.
Jangan meributkan berapa uang yang dibawa suamimu sepulang kerja, terima apa adanya. Perlihatkan muka yang cerah biar suamimu bahagia. Tersenyum dan bersabarlah meski terasa perih.
Yang terpenting adalah bisa saling memahami setiap kekurangan antara suami dan istri. Dan jadikan kekurangan itu sebuah kekuatan dan kelebihan dari kalian berdua. Karena pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna. Tugas kalian berdua adalah saling menyempurnakannya, saling mengingatkan dan saling memberi masukan. Wallahu a’lam.
(Tulisan ini terinspirasi dari banyaknya teman-teman penulis yang segera mengakhiri masa lajangnya. Semoga bermanfaat!)
Artikel keren lainnya: