Peduli Batik sebagai warisan budaya Indonesia, menjadikan mereka membentuk komunitas yang konsen terhadap batik...
Batik memang tak asing bagi masyarakat Indonesia. Di setiap pelosok nusantara, baju batik mudah ditemukan. Sayang, banyak kalangan muda enggan menggunakannya, terlebih ada anggapan bagi pemakai batik akan terkesan tua.
Nah, sekelompok anak-anak muda ingin menghilangkan stigma tersebut. Mereka tergabung dalam sebuah komunitas Remaja Batik Indonesia.
Komunitas ini mendukung agar masyarakat Indonesia sering menggunakan batik. Terutama bagi kalangan muda. Mereka pun mengajak anak-anak muda agar tidak malu menggunakan pakaian batik, lantaran batik adalah warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia melalu UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu. Mereka juga meyakinkan, kalau corak dan warna batik bukan hanya berwarna cokelat. Melainkan memiliki beragam warna.
“Tujuan kita membentuk komunitas ini karena remaja kita jarang memakai batik dengan alasan takut terkesan tua. Padahal, batik sudah kepunyaan bangsa sendiri sehingga jangan malu menggunakannya. Lihat saja orang-orang India, mereka bangga menggunakan pakaian sari tidak hanya ke pesta, tapi kegiatan sehari-hari.
“Kenapa kita tidak menggunakan batik? Sebagai bentuk mencintai dan menghargai warisan budaya,” jelas Director Komunitas Remaja Batik Indonesia, Borzag Thiar Taurus atau biasa disapa Thiar .
Komunitas Remaja Batik Indonesia sendiri terbentuk pada 28 Oktober 2009. Mereka sengaja memilih tanggal bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda, demi memudahkan misi mensosialisasikan pakaian batik enak dipakai dalam berbagai suasana kepada kalangan muda. Saat berdiri, komunitas ini hanya beranggotakan tiga orang, termasuk Thiar. Seiring perkembangan waktu komunitas ini memiliki banyak anggota.
Anggota mereka tersebar di seluruh Indonesia, kini sudah mencapai 4500-an orang. Itu berkat jejaring sosial yang mereka buat. Maklum, setelah komunitas Remaja Batik Indonesia berdiri mereka segera membuat group di Facebook. Dari sana, banyak kalangan muda tertarik bergabung.
Meski begitu mereka tidak menutup kalangan dewasa maupun orangtua yang mau menjadi anggota. Baru-baru ini saja ada seorang ibu yang tertarik bergabung, mereka pun menyambut dengan tangan terbuka demi pelestarian batik di nusantara.
Selama terbentuk mereka telah menyelenggarakan beberapa kegiatan. Antara lain, workshop batik dua minggu sekali yang berlangsung pada weekend. Workshop memberi penjelasan bagaimana membatik dan hal-hal berkaitan dengan batik. Ada juga batik romance, yakni mereka menjalankan 'dugem' dengan baju batik. Mulai dari DJ, tamu-tamu, fashion show dan MC wajib menggunakan batik. Tak lupa melakukan penjelajahan ke perkampungan batik.
Berdasarkan rencana, pada November mendatang mereka akan melakukan penjelajahan ke kampung batik di Cirebon. Desember, mereka ingin ke perkampungan batik di Garut. Tidak menutup kemungkinan ke perkampung batik lainnya di seluruh Indonesia, agar anggota komunitas mengenal para pengrajin serta bagaimana proses pembuatan batik.
|
Thiar |
Mereka sendiri sudah pernah ke perkampungan batik di Pekalongan. Mereka ke sana atas undangan dari Pemda setempat. Bertukar pikiran dengan para perajin tentang batik apa yang diinginkan oleh anak-anak muda. Begitupula dengan pewarnaan apa yang sesuai untuk kalangan muda agar tidak terlihat tua ketika memakai batik. Mengenai pertemuan rutin, mereka melakukan pertemuan sebulan sekali di Museum Tekstil, Jl. K.S. Tubun No. 2-4.
Pertemuan berlangsung di Museum Tekstil lantaran basecamp mereka berada di sana, berkat apresiasi dari Kepala Museum Tekstil, Indra Riawan. Tak heran, mereka menjadi mitra dalam kegiatan museum.
“Disamping itu, museum banyak menyimpan kain-kain di Nusantara sehingga kita bisa mengenal berbagai macam kain Indonesia di museum ini,” terang Thiar.
Berhubung Museum Tekstil mengadakan pameran batik serta menerima kedatangan peserta World Batik Summit, komunitas ini pun ikut mendukung.
Mereka kebagian mengatur booth pameran serta menyambut para peserta di museum. Tak ayal, komunitas inipun mewadahi keahlian para anggotanya. Kedepannya, komunitas ini akan menerapkan biaya pendaftaran masuk komunitas sebesar Rp 100 ribu.
Biaya sudah termasuk ID card, kaos dan stiker. “Kalau sekarang kami belum menerapkan biaya masuk,” tuntas Thiar.
Artikel keren lainnya: