TifaniAnglila.Com - Sejenak mari mengenal kuliner dari Kabupaten Salatiga, Jawa Tengah. Jika melancong ke sana, bisa ditemukan menu Sate Suruh. Ini bukanlah sate yang terbuat dari daun sirih (jawa: suruh), melainkan orang di Desa Suruh yang memperkenalkan dan menjual variasi menu sate tersebut. Kurang lebih sate ini mulai diperkenalkan sejak 25 tahun yang lalu.
Perbedaan utama Sate Suruh dengan Sate Madura terletak pada jenis dagingnya. Sate Suruh memakai daging sapi yang kadang dimbuhi potongan lemak gurih. Untuk menghilang bau amis daging, sebelumnya dilumuri dahulu dengan ramuan kunyit dan kencur. Dengan dua bumbu ini, sate yang belum dibakar berwarna kuning.
Setelah sate dibakar dan matang, penyajiannya ditambahkan ketupat dan bumbu kacang. Ketupat dipakai sebagai pengganti lontong pada kebanyakan menu sate ayam. Soal rasa, ada perpaduan nikmat antara gurihnya daging, pulennya ketupat, dan sedapnya bumbu kacang. Cukup kenyang dengan makan seporsi saja.
Jangan hanya nikmati Sate Suruh saja, coba pesan wedang Ronde Jago. Minuman ini memiliki komposisi yang ramai. Tercatat dalam satu porsinya bisa ditemukan manisan buah beligo, manisan jeruk kipia, manisan pala, agar-agar, kolang-kaling, sagu biji delima, dan mochi ala wedang ronde umumnya. Pelengkapnya adalah serbuk rumput laut yang diletakkan paling atas.
Memang agak berbeda wedang ronde ini dengan yang biasanya. Keberadaan rumput laut menjadi sesuatu yang membedakan. Ronde Jago mulai dikenal sejak 1964. Penyebutan “Jago” merujuk pada sebuah warung yang jualan ronde ini bersama produk jamu dari Jamu Jago. Minuman ini sangat cocok diseruput kala malam menjelang dan udara dingin menerpa.
Salatiga bisa ditempuh dari Kota Solo ke arah utara atau dari Semarang ke arah selatan. Sementara untuk menemukan kedua menu tersebut, Anda bisa menyambangi Kompleks Ruko Pasar Salatiga yang ada di Jalan Jenderal Sudirman. Silakan melancong!