TifaniAnglila.Com - Anda hanya hidup satu kali. Maka harus ingat apapun yang dilakukan jangan setengah-tengah atau harus dilakukan dua kali.
Karena kita hidup satu kali, tidak ada kesempatan kedua untuk memperbaiki sikap hidup yang setengah-setengah pada kehidupan yang pertama. Bagaimana kita hidup sepenuhnya, seutuhnya, seberani mungkin. Sehingga waktu orang mengatakan you only live once (YOLO), bukan sebagai penyesalan tapi sebagai kesyukuran karena kita hidup dengan berani.
Yolo dikaitkan dengan keberanian. Apakah ada orang yang kehidupannya lurus sekali, langsung berhasil tanpa melakukan kesalahan? Jadi harus disadari bahwa kemungkinan itu ada. Satu supaya tidak sombong. Orang yang tidak pernah gagal, pasti sombong. Itu sebabnya kita digagalkan sedikit-sedikit. Orang yang tidak sombong, akan sedikit gagalnya. Karena tidak perlu digagalkan. Karena keberhasilan itu kewenangan Tuhan. Bukan karena kita pandai.
Kalau hidup Anda harus mengejar kelinci dan ada dua kelinci di padang rumput. Anda inginnya dapat berapa? Dua. Orang yang mengejar dua kelinci, tidak dapat satu. Orang yang dapat satu, bisa dapat dua. Kenapa? Karena yang satu ini sedang falling in love sama yang satu. Waktu Anda tangkap datang sendiri. Jadi kehidupan itu ajaib. Perilaku kelinci kadang-kadang seperti kita.
Tugas Membahagiakan Orang Tua
Kehidupan itu cuma satu kali. Tapi bagaimana kalau dalam hidup kita, banyak dituntut untuk mengikuti semua aturan dari orang tua? Padahal dari aturan tersebut ada yang salah. Sementara kita tidak bisa mengelak dari aturan tersebut.
Tugas kita kepada orang tua adalah membahagiakannya. Jangan katakan dia salah. Ah salah, kuno. Sebagian besar kita pendidikannya akan lebih tinggi dari orang tua. Tapi apakah Anda bisa menjamin, anak Anda akan sebaik Anda? Kalau tidak, maka hormatilah orang tua. Karena orang tua adalah pesaing terberat kita.
Ayahanda saya, pesaing saya karena belum tentu membesarkan anak saya sebaik ayah saya membesarkan saya. Jadi mungkin pendapat salah itu karena belum sesuai dengan kesukaan Anda.
Suka belum tentu yang Anda butuhkan. Karena bukankah Tuhan juga mengingatkan tidak semua yang kau sukai baik bagimu. Dan yang baik bagi bagimu belum tentu kau sukai. Jadi kalau begitu patuhi saja, kalau ada salah menurut Anda pada orang tua. Dengarkan dengan baik. Kalau Anda salah, minta maaf. Kalau Anda betul Anda katakan betul. Padahal nasihatnya salah.
Tugas kita adalah membahagiakannya. Bukankah seperti itu tujuan Anda nanti, anak-anak Anda membahagiakan Anda. Bahkan waktu Anda salah, mereka berlaku baik supaya Anda tidak kecewa.
Artikel keren lainnya: