TifaniAnglila.Com - Dalam kehidupan, Anda sering mengalami kegelisahan. Anda memerlukan tiga hal untuk menghadapinya yaitu keikhlasan, rasa bersyukur dan keharusan memampukan diri.
Masalah tidak akan pernah hilang dari hidup kita. Sebagai manusia yang menjalaninya, kita harus memampukan diri kita sehingga yang dulu menyulitkan kita tidak lagi menyulitkan diri kita sekarang.
Tugas kita sebaiknya bukan mengecilkan masalah atau menghapus masalah, namun menjadi pribadi yang lebih besar dalam menghadapi masalah tersebut. Permasalahan dalam keluarga yang kerap dihadapi, menjadi sebuah tantangan bagi hidup kita karena yang kita hadapi adalah orang-orang yang kita cintai.
Cinta tidak mungkin membuat seseorang menjadi tidak peduli, justru cinta akan menuntut kita. Tuntutan pertama dari mencintai seseorang adalah memiliki. Itu sebabnya ada istilah cinta harus memiliki. Karena sudah ada perasaan saling memiliki maka ada harapan untuk menjadi yang terbaik. Itu sebabnya kita lebih mudah marah kepada anggota keluarga dari pada orang lain. Karena harapan kita pada keluarga jelas sekali. Misalnya halangan untuk seorang suami yang ingin berwirausaha terletak pada istrinya. Istri yang sudah kehilangan kepercayaan karena sang suami yang memiliki rencana banyak namun tidak ada yang dilaksanakan.
Itulah yang membuat kita lebih mudah kesal dengan orang-orang terdekat. Semakin Anda mencintai semakin Anda mudah marah. Jadi kalau Anda menuntut seseorang yang Anda cintai untuk menjadi yang terbaik, bersabarlah karena belum tentu Anda menjadi yang terbaik baginya.
Ciri Jiwa Yang Tenang
Jiwa yang tenang adalah sebuah hasil dari tiga hal yaitu iklhas, bersyukur, dan memampukan diri. Itulah orang yang paling tenang. Ketenangan bukanlah sebuah keadaan yang tanpa masalah, tapi keanggunan karena meyakini apapun yang terjadi adalah untuk kebaikan dan akan terselesaikan dengan baik. Namun sebaliknya, seseorang yang yang tidak pernah ikhlas dan bersyukur namun sangat mampu akan kehidupannya bukan berarti tidak tenang. Tetap tenang namun Tuhan akan segera mengenalkan masalah untuk membuat dia ikhlas. Dengan begitu dia juga akan belajar bersyukur. Sebab ketenangan orang itu tidak akan berlangsung lama.
Orang-orang yang jiwanya tenang hatinya tidak bicara terutama waktu melihat seseorang yang aneh. Mungkin tanpa disadari seringkali kita membicarakan orang lain dengan segala kekurangannya. Itu hal yang wajar karena kita mempunyai kecenderungan untuk berkomentar. Jika kita melihat orang bodoh yang mencemooh sebuah nasehat janganlah kita marah padanya, justru kita harus kasihan dengannya. Karena orang mencemooh sebuah nasihat sama saja dengan mempermanenkan kelemahan yang dimilikinya. Maka lebih baik kita mendoakannya karena itulah ciri jiwa yang tenang.
Artikel keren lainnya: