TifaniAnglila.Com - ‘Stres’ menjadi kata-kata yang akrab di telinga, dihadapi setiap hari namun sulit untuk dihilangkan. Bagaimana bijak menghadapi stres?
Hari ini kita akan membahas masalah stres yang tidak lazim. Sebab utama dari stres adalah doa kita untuk meminta rezeki. Anda mengalami stres karena rezeki besar itu menuntut kepantasan. Orang baik-baik yang tidak siap dengan rezeki besar, bisa rusak hidupnya. Karena itu, stres merupakan pertanda yang baik sekali karena bahwa doa kita didengarkan.
Karena, sebetulnya kita diminta untuk berubah menjadi pribadi yang lebih kuat karena rezeki yang lebih besar menghampiri kita. Apabila keinginan kita belum berhasil atau tidak berhasil, apakah perlu menurunkan keinginan kita? Mempunyai banyak keinginan, hanya akan menjadikan semuanya mimpi buruk.
Kuncinya adalah fokus pada satu keinginan. Kalau keinginan itu wanita, maka berfokuslah pada satu wanita yang baik. Jika itu berbentuk kekayaan, berfokuslah pada sumber. Bukan uangnya. Tapi apa yang menjadikan Anda dibayar dengan baik, sehingga lebih baik orang berfokus pada satu hal daripada banyak hal.
Jiwa yang super sensitif kerap mengalami stres. Karena jiwa super sensitif selalu berpikirnya rumit.
Kita salah di masa lalu. Apakah masih bisa kesalahan masa lalu itu melukai kita di hari ini. Tentu saja bisa, karena Anda sendiri yang mengulangi rasa sakitnya.
Oleh karena itu, adakalanya kita terlalu peka. Kehidupan itu sendiri bergerak antara sangat peka, menjadi sangat tidak peka. Siapakah yang lebih nyenyak tidurnya, orang yang peka atau tidak peka? Yang tidak peka, karena disindir tidak peka, dimarahin tidak terasa, bertamu terlalu lama, diusir tidak tahu.
Berarti kita juga perlu kemampuan untuk tidak merasa. Tetapi kita disebut baik, apabila kebaikan kita bukan karena bayaran atau pujian. Semata-mata karena kepekaan kita terhadap kebutuhan orang untuk dibantu. Jadi kalau begitu kehidupan itu bergerak antara sangat kurang dan sangat lebih.
Tidak ada satu kualitas dijadikan untuk menyelesaikan segala sesuatu. Orang yang maunya nge-gas pol atau ngebut akan cepat sampai (di kuburan). Orang yang tidak nge-gas sama sekali, tidak pernah berangkat.
Kesimpulannya, kemampuan kita menyesuaikan diri dengan beban itu penting sekali untuk menjadi pribadi yang kuat. Bukan besarnya beban yang merusak kedamaian tapi salah cara memikulnya.
