TifaniAnglila.Com - Prinsip dasar rumah tahan gempa adalah setiap struktur bangunan harus terikat baik.
Wilayah Indonesia yang berada di jalur gempa seperti Jepang, memiliki daerah-daerah yang berisiko gempa cukup tinggi di antara beberapa daerah gempa di dunia. Setiap tahun rata-rata terjadi 10 gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan cukup besar di Indonesia. Gempa terjadi di lepas pantai dan sebagian di pemukiman
Dalam gempa bumi atau angin topan, bahaya terbesar tidak datang langsung dari getaran, guncangan atau angin, tetapi dari puing-puing reruntuhan bagian-bagian rumah. Pecahan dinding atau kaca misalnya dapat menjadi pecahan yang mematikan.
Gempa bumi merupakan pelepasan tiba-tiba energi yang tersimpan di dalam kerak bumi yang dipicu pergeseran lempeng tektonik. Hal ini dapat menimbulkan perpindahan kerak bumi, yang terasa sebagai getaran atau energi terpendam dilepaskan.
Gempa bumi menyebabkan tanah di bawah bangunan dan di sekitarnya tergoncang dan bergerak secara tak beraturan. Jika bangunannya kaku terhadap tanah dan tidak dapat tergeser, gaya inersia yang menahan pergerakan tanah akan menjalar pada tiap elemen struktur bangunan selama gempa. Besarnya gaya inersia ini tergantung dari berat bangunannya. Semakin ringan bangunan, semakin kecil gaya inersia yang membebani elemen struktur bangunan.
Kini masalahnya, bagaimana mendirikan bangunan yang tetap mampu berdiri menahan gaya inersia itu. Beban gaya akibat gempa harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak merusak struktur. Lalu saat gempa, bangunan tidak boleh runtuh. Kerusakan hanya pada bagian struktur yang tidak utama.
Untuk merancang bangunan tahan gempa, kita dapat memilih berbagai komponen struktur yang resisten akan gempa. Pilihlah kombinasi elemen struktur terbaik untuk menyeimbangkan struktur tahan gempa, biaya bangunan, bangunan penggunaan, dan desain arsitektur. Denah bangunan yang sederhana dan elemen struktur penahan gaya horisontal yang simetris sangat penting karena bisa menahan gaya gempa Iebih baik. Hal ini disebabkan kurangnya efek torsi dan kekekuatannya lebih merata. Setiap bangunan harus mempunyai jalur lintasan gaya yang memadai untuk menahan gaya horisontal.
Beban pada bangunan juga tergantung pada fleksibilitas, berat dan bahan bangunan untuk konstruksinya. Bangunan yang fIeksibel akan menerima beban gempa yang lebih kecil dibanding yang lebih kaku. Bangunan yang lebih ringan akan menanggung beban gempa yang Iebih keciI daripada yang lebih berat. Bangunan yang kenyal misalnya, akan menyerap beban gempa lebih kecil daripada bangunan yang getas.
Selain itu sedapat mungkin gunakan bahan bangunan yang ringan, sebab besarnya gaya inersia gempa sebanding dengan berat bahan bangunan. Agar mampu menahan gempa, gaya inersia gempa harus dapat disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur pada struktur utama gaya honisontal yang kemudian memindahkan gaya-gaya ini ke pondasi dan ke dalam tanah.
Untuk itu struktur utama penahan gaya horizontal harus kenyal. Bila kekuatan elastis dari kekenyalan dilampaui, keruntuhan bahan bangunan bisa dicegah. Bangunan dari kayu atau bambu tergolong bangunan yang kenyal. Kekenyalan dapat diciptakan dalam struktur dengan menggunakan alat penyambung yang kenyal pada tiap-tiap hubungan elemen struktur kayu atau bamboo itu. Kekenyalan struktur bisa mencegah keruntuhan.
Kemudian sebagal sistem struktur utama, dinding harus mampu menahan beban gempa yang searah dengan bidang dinding, dan dalam arah yang tegak lurus bidang dinding. Jadi dinding bata tanpa tulang harus diperkuat dengan kolom-kolom dengan jarak yang cukup dekat. Penggunaan dinding diafragma lebih dianjurkan karena sering terjadi kesulitan untuk memperoleh sambungan ujung yang lebih pada sistim pengaku diagonal.
Para ahli di Pennsylvania State University, Amerika Serikat, menemukan sistem untuk mencegah jatuhnya dinding selama gempa bumi. Biasanya dinding-dinding pengisi digunakan bersama balok dan kolom untuk membentuk kerangka struktur. Kita bisa menambahkan tulang baja pada dinding pengisian dan mengikat dinding untuk membingkai gedung. Menambahkan jarak antara dinding dan bingkai jendela memungkinkan beberapa gerakan, terutama ketika diperkuat semacam cakram yang terbuat dari kayu atau beton yang menghubungkan kedua struktur.
Gunakan dinding geser, yaitu dinding vertikal yang dirancang untuk menerima gaya lateral dari diafragma bangunan dan meneruskan gaya tersebut ke dalam tanah. Gaya pada dinding ini didominasi gaya geser. Dinding geser harus kuat dan berhubungan satu sama lain dan dengan diafragma horizontal. Dalam sebuah bangunan sederhana dengan dinding geser pada setiap akhir, pergerakan tanah memasuki gedung dan menciptakan gaya inersia yang menggerakkan diafragma lantai. Gerakan ini ditahan oleh dinding geser dan kekuatan dikirimkan kembali ke fondasi.
Lalu agar struktur rumah tahan geseran atau gempa sehingga tidak roboh seketika, mulailah dengan membangun fondasi yang benar. Fondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah yang menanggung beban bangunan di atasnya.
Fondasi ini vital sekali, karena selain harus memikul bangunan juga harus kuat menahan geser akibat muatan tegak ke bawah, dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil, tahan akan perubahan cuaca dan bahan kimia. Peran struktur fondasi penting untuk memindahkan beban gempa dari dinding ke tanah.
Fondasi harus dapat menahan gaya tarik vertikal dan gaya tekan dari dinding.
Untuk itu dalam merencanakan pembangunan rumah perlu sekali diperhatikan kualitas bahan untuk membangun fondasi. Bila fondasi gagal mengemban fungsinya, untuk perbaikan butuh biaya mahal dan sangat sulit dilakukan. Kegagalan fondasi akan berakibat fatal pada struktur-struktur di atasnya. Fondasi yang kuat antara lain bisa dibangun dari batu kali atau konstruksi beton
Yang penting pula adalah sloof, yakni struktur bangunan di atas fondasi yang berfungsi meratakan beban pada fondasi, juga sebagai pengunci dinding agar tidak roboh bila tanah bergerak. Dengan perannya yang vital pada kekuatan dari bangunan, sloof dibangun dengan beton dengan perbandingan campuran semen, pasir dan koral, 1:2:3.
Perhatikan prinsip dasar rumah tahan terhadap gempa adalah setiap struktur bangunan harus terikat baik, seperti fondasi dengan sloof, sloof dengan kolom dan dinding, kolom dengan ring balk dan seterusnya. Perhatikan pula kualitas bahan bangunan. Kualitas bahan bangunan yang buruk membuat rumah gampang rubuh.