TifaniAnglila.Com - Metode pengajaran untuk anak usia 1-6 tahun tidak cukup bila hanya melalui kata-kata, praktek langsung adalah salah cara yang efektif. Anak akan lebih cepat memahami bila mereka diberikan kesempatan untuk melakukan sendiri, sebab 60 persen ingatan anak berasal dari apa yang sudah ia lakukan.
Psikolog pendidikan anak usia dini, Novita Tandry, M.Psi mengatakan, memori anak dipengaruhi dari apa yang telah mereka lakukan, lihat dan dengar. Setiap porsi tersebut memiliki bobot sendiri dalam proses mengingat, paling besar adalah dari perbuatan sekitar 60 persen, sedangkan melihat 40 persen, dan mendengar hanya 30 persen.
“Yang paling bagus tentunya kalau ketiganya digabungkan. Melihat, mendengar sekaligus melakukannya sendiri akan membentuk 90 persen ingatan anak,” kata Novita.
Perlu bagi orang tua ataupun tenaga pendidikan usia dini untuk aktif memberikan stimulasi fisik agar perkembangan motorik kasar dan halus ikut berkembang. Melalui kegiatan aktif, anak tidak menjadi kutu buku yang hanya bisa melihat dan mendengar, namun juga mengaplikasikan.
Hal ini akan menjadi lebih efektif karena anak biasanya suka sekali bila diajak bermain. Mengenalkan aktivitas fisik sedini mungkin tidak hanya bermanfaat secara psikologis, namun juga kemampuan fisik dan juga keterbiasaan olahraga.
Stimulasi fisik tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik saja, namun juga termasuk sentuhan fisik. Saat anak masih bayi, pijatan – pijatan lembut termasuk stimulasi fisik dan bermanfaat bagi perkembangan mental anak saat dewasa kelak.
“Kalau ada orang dewasa yang tidak romatis, tidak pernah memberi bunga pada pasangannya itu pasti waktu kecil kurang mendapat sentuhan. Makin sering diajak bersentuhan, anak-anak akan membentuk empati saat tumbuh dewasa,” .
Artikel keren lainnya: