TifaniAnglila.Com - Apakah Anda sedang marah pada pasangan Anda? Bukan sekedar marah, namun marah yang berkepanjangan. Setiap Anda mendengar tentang dia, Anda mendadak geram, dan rasa benci itupun mencuat keluar. Wah, bisa jadi Anda sedang terjebak dalam yang namanya kepahitan terhadap pasangan.
Hati bukan lagi tawar, namun tanpa sadar telah menjadi pahit. Dulunya Anda begitu memuja dan menghormatinya. Di mata Anda, dia ibarat seorang dewa. Namun, setelah waktu berjalan dan berbagai konflik mendera perjalanan Anda berdua, tanpa sadar pun, dia serasa tidak ada artinya lagi.
Dulu inginnya dekat melulu, sekarang ingin berpisah saja rasanya.
Dulu segala yang dia katakan begitu berarti, sekarang semuanya seperti sampah yang tidak ada artinya.
Dulu Anda begitu suka memandang tiap detail wajahnya, sekarang Anda mungkin bahkan tidak sudi menatapnya saat bertemu.
Jika Anda belum menikah, maka mungkin Anda bisa berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan kasih ini atau tidak. Anda perlu dan memang harus bertanya pada diri Anda sendiri apakah Anda mau hidup dengan segala kekurangannya itu.
Namun, bagi Anda yang sudah terlanjur menikah, ada baiknya Anda mempertahankan pernikahan Anda, terlebih lagi kalau Anda ternyata sudah dikaruniai anak.
Dia mungkin telah berbuat salah, bahkan banyak berbuat salah. Setelah menikah, Anda baru tahu segala kekurangannya, dan hal itu begitu mengecewakan, sulit untuk diterima.
Namun, ingatlah bahwa Anda dulu bersedia menikah dengannya. Satu hal lagi, ingatlah bahwa Anda pun tak sempurna, penuh dengan kekurangan. Jangan terlalu sombong dengan memandang dia begitu bersalah dan Anda 'bersih'.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian juga tidak ada pernikahan yang sempurna. Selain komitmen dan kasih, hal yang dapat membuat pernikahan langgeng dan bahagia adalah maaf.
Maafkan diri Anda! Maafkan pasangan Anda! Lalu, teruskan perjalanan Anda berdua. Forgiving is releasing and case closed!
Artikel keren lainnya: