TifaniAnglila.Com - Industri Fashion muslim Tanah Air memang tengah berkembang dengan pesat beberapa waktu belakangan ini. Hal itu setidaknya terlihat besarnya animo masyarakat dalam berbelanja busana muslim di beberapa pusat perbelanjaan, seperti yang terlihat di Tanah Abang. Maka itu tak muluk-muluk bila Indonesia tengah menargetkan menjadi kiblat busana muslim dunia pada 2020.
Namun, tujuan itu bukan tanpa hambatan. Terlebih bukan hanya Indonesia saja yang memiliki target tersebut. Selain Indonesia, ada Malaysia yang juga tengah mengalami perkembangan dalam sektor industri busana muslim.
Meski begitu, para pelaku industri Fashion Tanah Air tidak khawatir. Mereka merasa optmistis karena Indonesia memang memiliki keunggulan tersendiri. Hal itu setidaknya diakui perancang busana Irna Mutiara pemegang merek Irna La perle sekaligus Ketua Pelaksana Indonesia islamic Fashion fair 2012. "Memang Malaysia ada di belakang kita dalam sektor busana muslim. Namun, Indonesia tentunya lebih unggul dan memiliki potensi yang lebih baik dalam hal konten, budaya, tekstil dan tenunnnya. Kita kaya sekali. Sayangnya, kita memang kurang dalam hal promosi," ujarnya di Hotel Grand Sahid, awal pekan lalu.
Diakui Irna, pemerintah Malaysia tidak main-main dalam memberikan dana bagi industri kreatifnya. Pemerintah negeri jiran, ujarnya, memberikan dana cukup besar sehingga Malaysia mampu melakukan promosi dengan baik dan menyelenggarakan Islamic Fashion Festival dalam skala besar. "Akan tetapi, di acara tersebut, mereka malah kekurangan sumber daya manusia, makanya mereka malah meminta desainer Indonesia," katanya.
Di sisi lain, ada pula beberapa negara yang mulai melirik kesempatan di sektor Fashion muslim seperti China dan Thailand. "Tapi, mereka belum bisa mengalahkan para desiner kita. Mungkin mereka bisa meniru atau membuat busana muslim juga, tapi mereka tidak bisa memiliki soul-nya seperti halnya muslim Tanah Air," pungkas Irna.
Artikel keren lainnya: