TifaniAnglila.Com - Kegiatan tahunan Lomba Rancang Busana Muslimah (LRBM) kembali menemukan potensi muda yang siap memberikan pilihan berbusana untuk perempuan berhijab.
LRBM 2012 menemukan pemenang, yakni Sauzan Pratiwi, dengan koleksi busana pesta dan formal yang diberi judul Meine Matryoshka.
Bagi Kleting Titis Wigati, desainer muda yang bertindak sebagai salah satu dewan juri, keseimbangan dalam berbusana muslim penting diperhatikan. Pemenang LRBM 2012 ini telah memenuhi unsur keseimbangan itu. Faktor lain yang juga menjadi penilaian adalah style, teknik pengerjaannya, serta apakah busana tersebut berdaya jual juga berdaya pakai.
"Kami melihat kesiapan dari busana dan desainer itu juga, jadi yang kami anggap sudah siap itulah yang menang," tutur Kleting kepada Kompas Female seusai pengumuman pemenang LRBM 2012 di sela kegiatan Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF) di Skenoo Hall Gandaria City, Jumat (10/8/2012).
Menurutnya, busana muslim, baik rancangan desainer muda peserta lomba juga berbagai produk yang dipamerkan di IIFF punya kualitas. "Busana muslim semakin maju dan melihat tren global dalam rancangannya," tuturnya.
Selain Kleting, 15 finalis LRBM 2012 ini juga mendapatkan penilaian dari juri seperti desainer busana muslim Hannie Hananto yang pernah menjuarai LRBM 2004 (posisi kedua), Sri Artaria Alisjahbana (Pemimpin Umum Majalah NooR), Nana Krit (peragawati senior dan event organizer), Elidawati (direktur El Zatta)
Koleksi pemenang
Terinspirasi dari bunga Tulip asal Belanda, Sauzan merancang busana terusan panjang, juga two hingga three pieces, sarat padu padan, juga kaya detil dengan penggunaan teknik pecah pola yang memberi kesan dinamis.
Sauzan unggul di antara 14 finalis LRBM 2012 yang terpilih dari total 40 peserta dari tahap seleksi awal. Kreativitas tinggi menonjol pada rancangan mahasiswi asal Palembang kelahiran 2 Maret 1987 ini.
Selain Sauzan yang meraih juara pertama, LRBM 2012 juga memilih juara kedua diraih oleh Isnaini Royhana, dengan koleksi Mustika Khatulistiwa. Atas kreativitasnya yang tertuang dalam busana rancangannya, Isnaini pun terpilih sebagai pemenang favorit LRBM 2012.
Terinspirasi dari kelembutan sekaligus kekuatan perempuan Jawa di zaman kolonial Belanda, perempuan kelahiran Jakarta, 9 Oktober 1986 ini merancang busana perpaduan budaya. Ia menggunakan bahan lokal berupa batik mega mendung, aplikasi bordir, juga detil frill dan ruffle serta opnaisle sebagai sentuhan dari budaya barat.
Sementara, peserta termuda dari Bandung yang masih duduk di bangku SMA berhasil meraih posisi ketiga. Raden Keniaby Fauzia Renaldi tampil menonjol dengan koleksi Earth's Embrace. Remaja kelahiran 13 September 1995 ini terbukti mampu memenuhi kriteria rancangan busana muslimah.
"Favorit saya juara ketiga, ia memiliki rancangan yang fresh, modern, easy, berdaya jual, simpel namun tidak membosankan, dan koleksinya pun bisa dipakai oleh mereka yang tidak berjilbab," komentar Kleting.
Antusias
Sementara menurut Jetti R Hadi, Pemimpin Redaksi Majalah NooR dari pihak inisiator lomba, antusiasme kalangan muda dalam merancang busana muslimah makin tinggi. Antusiasme tinggi juga didapati dari kalangan pengguna busana muslimah.
"Kebutuhan akan busana muslim tinggi, bahkan saat ini produksi belum mencukupi. Busana muslimah tidak hanya untuk perempuan berhijab namun juga dibutuhkan oleh mereka yang ingin tampil dengan busana sopan dan tertutup terutama pada saat Ramadhan, hari raya juga pesta perkawinan misalnya," jelasnya.
Hadirnya LRBM untuk kedelapan kali merupakan salah satu cara memenuhi kebutuhan akan busana muslim ini. Menurutnya, Indonesia memiliki kekuatan dari segi sumber daya manusia yang kreatif, sumber daya alam dan kayanya inspirasi budaya untuk merancang busana, termasuk busana muslimah.
Keragaman budaya di Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi dalam merancang busana muslimah untuk memenuhi ragam kebutuhan pengguna akhirnya.
"Saya melihat, rancangan tahun ini menonjolkan budaya lokal pada busana yang disajikan sesuai tren terkini. Bahan lokal pun bisa bersaing, ini yang ditonjolkan dari hasil rancangan para peserta LRBM 2012. Mereka yang menjadi juara, menunjukkan bagaiaman mengangkat etnik lokal menjadi suatu karya busana yang nyaman dan dilirik pasar internasional," jelasnya.
Kreativitas rancangan busana muslim juga tampak jelas pada pameran IIFF yang berlangsung hingga 12 Agustus 2012. Ada sekitar 146 booth dari berbagai daerah yang mengikuti pameran ini. Ragam model dan gaya busana muslim tersedia, untuk memenuhi selera personal setiap muslimah yang singgah ke Skenoo Hall Gandaria City Jakarta Selatan ini.
Artikel keren lainnya: