"Roda itu terlihat mati , diam dan tak bernyawa.
Berapa banyak perjalanan yang sudah ia tempuh ?
Tidakkah ia merasa segalanya itu melelahkan?
Menapaki jalan yang tidak pernah lembut terhadapnya.
Terkadang harus memaksakan diri menumpukan segalanya di atas krikil, batu - batu tajam dan jalanan yang panas di terik siang.
Merasa teduh, ketika semuanya terlihat basah oleh hujan. Kerap kali ia menatap langit di tengah jalannya yang panjang. Kau tahu ?, ia mungkin akan mengeluh. Terkadang ia menghentikan langkahnya, menyuruh orang yang terus memaksanya menjilat jalanan untuk berhenti. Namun tetap saja, ketika ia sudah sembuh dan ditambal. Ia kembali berjalan, kemana pun orang itu membawanya. Dan jika sudah tiba waktunya, ia hanya menjadi barang bekas yang terlupakan. Tidak ada yang mengingatnya. Entah seberapa jauh ia membantu orang lain mengarungi perjalanan yang jauh yang ia tempuh tanpa kehendaknya, perjalan yang bahkan harus ia lewati bukan atas keinginannya.
Begitu pula kita. Kau tahu?. Terkadang kita harus memaksakan diri. Terkadang kita harus menjalani sebuah hal atas apa yang orang lain inginkan. Namun terkadang ada kalanya kita merasa lelah, ya Pekerjaan kita. Kita bekerja pada orang lain. Dan harus menaati segala macam hal yang orang lain inginkan. Meskipun kau tahu, kau sudah lelah dan ingin berhenti. Namun apa daya. Kau harus tetap bekerja untuk tetap hidup.
Namun Roda itu, tidak ubahnya seperti Manusia. Meskipun sempat terhenti. Namun ia akan tetap melanjutkan perjalanannya menuju sebuah tempat. Meskipun pada akhirnya semua orang akan melupakannya atas jasanya membantu orang lain mencapai tujuannya.
"Teruslah berjalan, gapai keinginan mu. Lewat jalan yang tidak selalu halus. Meskipun suatu saat hanya akan dilupakan" - Tayusani Yuza, lomoid.com
Artikel keren lainnya: