Bermunculannya komunitas perempuan muda berhijab, di dalam dan luar negeri, punya dampak besar terhadap perkembangan busana muslim bergaya muda dan modern. Perempuan muda berhijab, kini semakin percaya diri, tampil dengan busana muslim sesuai karakter personal, tak melulu dengan kaftan, abaya atau tunik.
Gaya busana muslim yang modern, dinamis, namun tetap memenuhi aturan seperti menutupi dada dan bokong, juga tidak transparan semakin digemari anak muda. Bukan hanya di Indonesia, namun juga di luar negeri. Pengamat mode Sonny Muchlison beberapa waktu lalu juga mengatakan, komunitas perempuan berhijab di London, suka bergaya modern dengan busana muslim yang tak melulu model kaftan.
Perempuan muslim dunia juga menggemari rancangan busana muslim desainer muda Indonesia, yang kreatif dan berani padu padan warna. Meski begitu, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia belum sepenuhnya menggiatkan aktivitas yang mendukung perkembangan busana muslim ini. Busana muslim yang sebenarnya punya potensi besar masih berjalan di tempat. Disukai perempuan di negara lain, namun kurang mendapatkan apresiasi tinggi di dalam negeri.
"Sebenarnya Indonesia sudah menjadi referensi perempuan di luar negeri dalam berbusana muslim. Mereka menyukai busana muslim dari Indonesia yang modern, konsep padu padan, berani dengan warna, dan kreatif. Busana muslim sudah berkembang dengan pesat, jadi kenapa harus menunggu 2020 untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia?" jelas desainer dan pendiri Hijabers Community, Jenahara Nasution dalam acara temu media di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jehan melanjutkan, "Sudah waktunya Indonesia memiliki ajang mode besar untuk busana muslim. Negara lain sudah mulai menyadari potensi ini, Malaysia dengan Islamic Fashion Festival, Thailand pun ingin membuat semacam IFF itu. Indonesia punya keunggulan tapi masyarakatnya masih membutuhkan edukasi, sementara negara lain sudah mulai bergerak."
Menurutnya, Indonesia tak perlu lagi melakukan promosi produk fashion muslim di luar negeri. Justru, perlu ada upaya bersama untuk mengenalkan ragam kreasi kreatif busana muslim kepada masyarakat Indonesia itu sendiri.
"Kita butuh pekan mode berskala besar yang mengangkat busana muslim Indonesia. Fashion week busana muslim belum ada di Indonesia. Padahal ini dibutuhkan untuk mendatangkan buyer dari luar. Kita tak perlu lagi berpromosi di luar negeri, karena perempuan di negara lain sudah mengetahui dan menyukai kreativitas dan inovasi busana muslim dari Indonesia," jelasnya.
Diajeng Lestari, pendiri HijUp.com, mal online busana muslim Indonesia juga mengakui adanya respons positif dari kalangan internasional terhadap busana muslim rancangan desainer muda.
"Busana muslim Indonesia lebih diapresiasi di luar negeri, karena adaptif, dan nyaman. Busana muslim Indonesia favorit di luar negeri, diterima pasar internasional dan banyak yang memesan ulang melalui belanja online," jelas Ajeng, menyebutkan 30 persen pelanggan HijUp berasal dari perempuan berhijab di Amerika, Eropa juga Timur Tengah.
Menurutnya, busana muslim rancangan desainer muda Indonesia mampu memenuhi selera pasar internasional, dan bisa memenuhi kebutuhan berbusana Islami namun tetap gaya. Selama ini, perempuan berhijab di luar negeri, memilih padu padan busana konvensional untuk menutupi seluruh tubuhnya. Kehadiran busana muslim dari Indonesia yang bergaya muda dan modern dengan konsep padu padan, menjadi solusi bagi perempuan dunia.
"Pasar muslim sangat empuk. Banyak negara yang sudah mengincar pasar ini. Sudah waktunya, Indonesia sebagai negara dengan potensi muslim terbesar di dunia memenuhi kebutuhan akan busana muslim modern ini. Fashion week busana muslim bisa menjadi langkah awalnya," tutur Ajeng.
Jika HijUp.com sudah bergerak dengan mengenalkan fashion Islami ke berbagai negara, di Indonesia, mal untuk segmen komunitas dan perempuan juga keluarga, fX Sudirman juga memberi ruang untuk desainer muda memamerkan dan menjual busana muslim modern di area khusus fashion. Belum lama ini, bersama desainer muda Dian Pelangi, fX mendukung kegiatan "Sisterhood" ajang silaturahim hijabers dari berbagai negara. Sepanjang Ramadhan 2012 ini, fX Sudirman juga memposisikan dirinya sebagai mal untuk komunitas perempuan berhijab, dengan memfasilitasi berbagai aktivitas untuk pengguna busana muslim.
Sementara, komunitas seperti Hijabers Community dan tujuan berbelanja kalangan Hijabers di Moshaict bergerak dengan caranya, menyebarluaskan fashion Islami dengan berbagai kegiatan yang melibatkan kalangan muda, dengan cara lebih modern.
Ajeng pun berharap, berbagai kalangan ini dapat bergandengan tangan. Terutama untuk menggerakkan masyarakat agar lebih mengapresiasi busana muslim Indonesia, menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia yang multikultur punya potensi besar dan layak menjadi kiblat fashion muslim dunia, tanpa harus menunggu lebih lama.
Artikel keren lainnya: