INDONESIA Islamic Fashion Consorsium (IIFC) dalam waktu dekat akan menyelenggarakan sebuah acara akbar bertajuk Indonesia Islamic Fashion Fair (IIFF). Kali ini mereka mengambil tema Fashion and Tourism Extravaganza yang akan dilakukan pada 11 Agustus-11 September nanti di pusat perbelanjaan Central Park, Jakarta Barat.
Demi menyukseskan acara, IIFC menggandeng Kementrian Kebudayaan dan Pariwista RI untuk mencanangkan Indonesia sebagai destinasi wisata belanja busana muslim tingkat dunia.
"Diperlukan kreativitas dalam sasaran promosi Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia yang lebih efektif dan efisien," imbuh Direktur IIFC, Eka Shanty di Central Park, Rabu (3/8). Menurut Shanti, penajaman konsep strategi komunikasi tersebut diambil dari hasil survey IIFF 2010 lalu, dimana berhasil meningkatkan jumlah entrepeneur di bidang busana muslim.
Meningkatkan jumlah pameran busana muslim, menambah jumlah muslimah berjilbab baru. Lalu terbentuknya komunitas muslimah dari berbagai profesi hingga menjamurnya mal-mal yang menggarap secara serius mengenai potensi perdagangan fesyen muslim. Menurut Shanty potensi perdagangan fesyen muslim sangat baik. Sebab, fesyen muslim berawal dari atas kepala sampai bawah kaki. Seorang muslim pun, bisa menggunakan kain dua sampai tiga meter.
Bila dikalkulasikan dalam jumlah rupiah, dapat menghabiskan uang sekitar Rp 200 ribu per orang. Bentuk fesyen muslim tak hanya jilbab. Melainkan pakaian tertutup dan rapi juga bisa dikategorikan.
Terlebih, pakaian seperti itu bisa dikenakan dalam berbagai kesempatan semisal perkawinan, ke masjid maupun saat hari raya. Sayang potensi fesyen muslim belum diketahui kontribusinya dalam industri lantaran belum diketahui branding-nya.
Menurut Shanty, melalui IIFC pula bisa mempromosikan para desainer. Nantinya, mereka akan menggelar karya rancangan desainer terkenal Indonesia antara lain Stefanus Hammy, Hengky Kawilarang, Irna Mutiara, Jeany Ang, Merry Pramono, Dian Pelangi, Malik Moestaram, Defrico Audy dan Boyonz Illyas.
Adanya sejumlah perancang top Indonesia seperti itu, Dirjen Pemasaran Kementrian Budaya dan Pariwisata, Sapta Nirwandar menuturkan, kegiatan IIFF berpotensi meningkatkan kunjungan wisata yang berdampak langsung terhadap peningkatan kemampuan dan daya saing bagi para perajin, penenun, penyulam, pembatik dan perancang fesyen muslim.
"Busana muslim Indonesia pun berpeluang menjadi 'brand ambassador' produk wisata Indonesia dibidang kriya tekstil selain batin dan tenun," ucap Sapta. Selain Fashion and Tourism Extravaganza, IIFC bekerjasama dengan majalah Noor menyelenggarakan Lomba Rancang Busana Muslim. Melalui agenda tersebut diharapkan menghasilkan perancang muda berbakat yang mampu bersaing dalam dunia fashion muslim di Indonesia.
Artikel keren lainnya: