TifaniAnglila.Com - Setiap manusia pasti pernah mengalami sebuah perubahan dan harus dilakukan dengan segera karena terdesak oleh sesuatu. Semua orang hebat di sekitar kita pun selalu megeluarkan kualitas utamanya karena terdesak. Sedangkan orang-orang yang santai biasanya selalu lamban kemajuan kehidupannya.
Ada banyak keadaan sulit yang sepatutnya kita syukuri dan waspadalah jika kita menemui suatu keadaan yang teramat mudah. Karena banyak orang yang menjadi lamban ketika berada dalam kemudahan itu, tapi lebih banyak orang-orang hebat yang lahir justru dari sebuah kesulitan. Sehingga tidak membuatnya mengeluh kesulitan karena masalah adalah rahmat yang belum kita mengerti tujuannya.
Pada dasarnya tidak ada orang yang suka dalam keadaan kepepet. Masalah yang sering dihadapi ialah karena orang terlalu lama, dan terlalu banyak bersiap-siap padahal kehidupan telah dimulai sejak lama. Tidak ada tanda-tanda untuk memulai. Persiapan itu bukanlah memulai. Lalu cara terbaik untuk memulai tentunya mulai.
Nah, banyak orang yang tidak bergerak atau diam saja karena ragu-ragu akhirnya bertemu dengan kegentingan yang sering disebut emergency (kepepet). Hanya dua pilihannya, ‘do’ atau ‘die’. The power of kepepet itulah yang berkah bagi orang yang sudah terlalu lama bersiap-siap. Oleh karena jadilah seseorang yang berani bertindak, berhenti bersiap-siap, melakukan sesuatu yang sudah kita siapkan untuk berhasil kalau kita memulai.
Siapkan Target Pribadi
Bagi orang-orang yang cerdas, ketergesaan yang dimilikinya dibangun melalui batasan-batasan pribadi. Misalnya ‘saya harus jadi ini sebelum usia sekian’ atau ‘saya harus punya ini sebelum usia sekian’. Karena itu semakin panjang masa tunggunya maka semakin santai namun jika semakin Anda ketatkan target maka semakin Anda bersegera.
Itu sebaiknya Anda harus mempunyai target-target pribadi yang umumnya usia. Kalau Anda tidak menggunakan usia sebagai batas, Anda akan dibuat stres beberapa kali melihat teman-teman yang telah berhasil. Bahkan yang lebih muda melampaui keberhasilan kita.
Contoh sederhana, saat Anda datang ke sebuah reuni, siapakah yang lebih banyak hadir? Tentu saja yang telah sukses. Selanjutnya yang ingin berkenalan dengan teman-temannya yang sukses supaya bisa membangun network bisnis. Itu artinya kita mengukur keberhasilan kita dibandingkan dengan orang lain. Itu sebabnya yang disebut sahabat sejati adalah ketika ia bisa memuji keberhasilan temannya tanpa ada rasa iri.
Banyak pribadi yang menjadi berhasil dan sukses ketika ia berada dalam suatu tekanan dan dan ia kepepet, sehingga banyak pula orang yang menunggu untuk terpepet agar ia bisa maju. Kepepet mungkin bisa menjadi pilihan terbaik jika pilihan yang lebih baik tidak diambil. Ada sebuah nasehat yang mengatakan bahwa crisis is the best reason for change (krisis adalah alasan terbaik untuk perubahan).
Sebetulnya yang terbaik bukan itu, tapi menjadi crisis is the second best reason to change. Alasan terbaik yang pertama ialah mengerti. Bahwa kita harus segera menjadi rahmat bagi sesama, maka belajarlah untuk menjadi seahli mungkin lalu berkarirlah menjadi pribadi yang sesukses mungkin dan semuda mungkin. Jangan menunggu sampai terdesak.
Janganlah Anda memikirkan tindakan yang lebih baik, kalau itu satu-satunya tindakan yang bisa Anda lakukan. Banyak orang yang hidupnya paralel, saat sedang melakukan sesuatu ia berada dalam lorong waktu yang lain yang disebut seandainya. Orang yang seperti ini tidak hidup di kehidupan yang sesungguhnya. Jadi apapun yang ada sebaiknya disyukuri karena yang ada itu syarat untuk mencapai lebih bahkan Tuhan akan berikan garansi memberikan lebih dari yang telah kita miliki sekarang asalkan kita bersyukur.
source : Artikel Mario Teguh
Artikel keren lainnya: