TifaniAnglila.Com - Anak-anak tidak selalu dapat menyampaikan keinginan atau kebutuhannya melalui kata-kata. Sering kali anak berkomunikasi dengan bahasa tubuhnya (body language), ekspresi wajah, atau melalui media lainnya, inilah yang disebut dengan bahasa non verbal.
Banyak dari orangtua yang terkadang bingung ketika menghadapi anak yang seperti ini. Namun sebenarnya bila Anda memahami bahasa mereka ini, anak akan merasa diperhatikan yang berujung kepada tumbuhnya rasa percaya diri dan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
"Komunikasi non verbal sangat penting bagi tumbuh kembang bayi," ujar dr. Atilla Dewanti Sp.A saat ditemui dalam talkshow 'Pahami Bahasa Non Verbal untuk Tingkatkan Percaya Diri Anak' dalam rangkaian acara 'Daycare 2012' di Graha Unilever, Jakarta Selatan, Senin (27/08/2012).
Dijelaskan dr. Atilla, otak bayi yang baru lahir seperti sirkuit-sirkuit yang berdiri sendiri-sendiri. Namun, dengan adanya rangsangan non verbal akan membantu otak membentuk sinap-sinap atau serabut-serabut yang menghubungkan sel-sel otak. "Semakin banyak sel yang terhubung inilah yang membuat anak menjadi pintar," tambah dokter Atilla.
Dengan adanya bahasa non verbal yang dilakukan oleh orangtua kepada anak maka akan membantu perkembangan sel sensorik. Berbeda dengan perkembangan saraf motorik, pertumbuhan sel sensorik lebih banyak terluput dari perhatian orangtua. Padahal ini merupakan salah satu hal yang penting untuk diawasi pertumbuhannya.
Misalnya, banyak orangtua yang memerhatikan apakah anak mereka sudah bisa duduk atau berdiri, sebenarnya hal yang harus juga Anda lihat adalah apakah tangannya masih mengepal atau tidak. Tangan bayi yang mengepal merupakan salah satu ciri dari perkembangan saraf sensorik. Kondisi tangan pada bayi yang baru lahir adalah mengepal, tetapi bila bayi Anda yang berumur empat bulan tangannya masih mengepal berarti adal sel terganggu.
Bahasa non verbal yang petama kali dapat para ibu lakukan adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dimana bayi baru lahir langsung diletakkan di perut ibu untuk disusui. Setelah itu menurut dr. Atilla komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan melakukan baby spa.
Bila dalam pandangan Anda melakukan baby spa harus di tempat spa, anggapan Anda kurang tepat. Menurut dokter yang juga membuka praktek di Brawijaya Women and Children Hospital (BWCH) itu, spa pada bayi dapat dilakukan di rumah. Yang terpenting adalah fokus terhadap skin to skin contact terhadap si kecil.
Semakin sering Anda bersentuhan dengan bayi maka bonding akan dengan sendirinya terbentuk, dan si kecil menjadi lebih percaya terhadap lingkuangannya. Selain itu dengan skin to skin contact akan merangsang saraf sensoriknya agar berkembang dengan sempurna.
Artikel keren lainnya: