Begitu banyak pelajaran yang terkandung dalam Alquran. Termasuk bagaimana mendidik anak. Di antaranya adalah apa yang Allah kisahkan tentang interaksi antara Luqmanul Hakim dengan anaknya.
Sejumlah pelajaran bagaimana Luqmanul Hakim memberikan bingkai dalam jiwa anaknya tersebut dalam Alquran. Bingkai pertama adalah terbangunnya akidah yang kuat dalam diri anak, dengan tidak menyekutukan Allah kepada siapa dan apa pun.
Allah swt. berfirman dalam surah Luqman ayat 13:
"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar." (QS. 31: 13)
Inilah kalimat Laa ilaaha Illallah yang pertama kali harus tertanam dalam diri seorang anak. Karena di sini pula, bernilai atau tidaknya arti hidup buat seorang manusia bergantung. Jika prinsip ini tidak kuat, maka arah kehidupan seorang anak kelak akan mengalami kebengkokan. Dan itu berarti, hidupnya akan sia-sia.
Dalam episode ini, bahkan Allah swt. memberikan kasus khusus. Yaitu, bagaimana jika terjadi benturan antara Laa ilaaha Illallah dengan sesuatu yang paling dekat dalam kehidupan seorang anak, yaitu orang tuanya sendiri. Karena tidak tertutup kemungkinan terjadinya tarik menarik antara nilai keimanan itu dengan keinginan orang tua.
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya….”
Walau demikian, Allah swt. mengajarkan kita untuk tetap menjaga hubungan baik dengan orang tua walaupun secara prinsip telah terjadi penolakan dalam hal keimanan.
“…dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…”
Artikel keren lainnya: