Selain beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, puasa di bulan Ramadan lebih afdol dilalui dengan kegiatan-kegiatan positif. Salah satu hal yang dapat dilakukan, berbisnis.
Peluang bisnis selama Ramadan memang terbuka lebar. Hanya saja, Anda harus jeli memilih bisnis yang dapat dijalani. Untuk membantu Anda, Farah Dini Novita, BA(Hons), RFA, Financial Planner, Associate Silver Division Akbar’s Financial Check Up memberikan pemaparannya.
Ada beberapa contoh pilihan jenis usaha dengan modal yang tidak terlalu besar dan cocok dijalankan oleh ibu rumah tangga. Masing-masing punya kemudahan dan tantangan tersendiri. Berikut perinciannya:
Kue kering
Kemudahan:
• Demand tinggi menjelang Lebaran.
• Asal cermat, modal untuk membeli bahan relatif murah.
• Bisa berkreasi sendiri untuk mempercantik kue. Misalnya membuat parcel cantik yang berisikan beberapa jenis kue menggunakan stoples yang menarik dan unik.
• Bila tidak ada keahlian membuat kue, bisa bekerjasama dengan pihak lain yang melayani pembelian kue dalam jumlah banyak. Keuntungan diperoleh dari margin harga beli di pemasok (supplier) dan harga jual ke konsumen. Biasanya supplier akan memberikan diskon bila Anda membeli dalam jumlah yang sudah ditentukan oleh mereka.
Tantangan:
• Harus bersaing dengan harga dan kualitas di toko kue, supermarket maupun usaha bisnis kecil–kecilan sejenis.
• Jika ibu hanya melakukan reseller (menjual kue dari supplier) maka keuntungan tidak akan begitu banyak dibandingkan membuat kue sendiri. Akan lebih terasa apabila membeli kue dengan jumlah sangat banyak (lebih dari 96 stoples) dari supplier - biasanya menyediakan paket–paket khusus dan menjual dalam satuan lusin.
• Harus melakukan survei terlebih dulu. Berikan free tester kepada tetangga atau relasi dekat sebelum memesan kue dari supplier atau membuat sendiri. Apabila Anda memesan/membuat terlalu banyak, sedangkan jumlah pembeli kurang, maka ada risiko kue Anda tidak habis terjual.
• Jika ingin membuat kue sendiri tapi belum memiliki oven, mixer dan peralatan lainnya, maka modal yang harus dikeluarkan cukup besar.
*Asumsi harga kue standar (tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal).
*Harga disesuaikan dengan kualitas bahan baku.
*Modal per stoples juga ditentukan dengan harga bahan baku. Semakin murah kita mendapatkan harga untuk bahan, maka modal per stoples akan semakin kecil.
*Asumsi kue buatan sendiri sudah memiliki peralatan seperti oven dan mixer.
Menu buka puasa dan sahur
Dapat berupa katering dan juga jajanan pembuka seperti kolak dan es buah.
Kemudahan:
- Modal relatif kecil
- Perputaran uang lebih cepat
- Dapat menargetkan para karyawan/karyawati dan mahasiswa yang indekos ataupun keluarga dengan orangtua yang terlalu sibuk untuk menyajikan hidangan.
Tantangan:
* Pastikan dulu target market Anda dan area delivery untuk katering.
* Di daerah perkotaan, ada tren di mana banyak orang lebih memilih untuk berbuka puasa di mal, restoran atau hotel tapi tidak setiap hari. Anda dapat memberikan opsi dimana pemesan harus memesan makanan tiga hari sebelumnya sehingga tidak perlu memasak terlalu banyak dan meminimalisasi biaya dan kerugian.
* Untuk makanan pembuka seperti jajanan pasar, pesaing akan sangat banyak. Karena itu buatlah menu pembuka yang menjadi favorit keluarga di sekitar perumahan Anda. Biasanya aneka es akan laku terjual untuk melepas haus setelah seharian berpuasa. Buatlah kemasan atau variasi es yang dapat menggoda orang untuk mencoba.
Untuk mengurangi biaya operasional, sebaiknya menyetok bahan yang sifatnya tahan lama karena jelang Lebaran harga umumnya lebih mahal. Lakukan survei di lingkungan sekitar untuk mengetahui tren dan market price. Rajinlah berpromosi dengan memberikan free tester (untuk kue) atau menggunakan promosi dari mulut ke mulut untuk lingkungan terdekat Anda. Semoga sukses!