"Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Keberadaan kita yang dititipi Allah dengan banyaknya ilmu dan harta mestilah juga memberi manfaat, sebagai rasa syukur atas amanah tersebut, dan Allah pun akan menambah kemuliaan atas amal perbuatan itu. Jika tidak ada manfaatnya, maka artinya kita mendekati bentuk kekufuran nikmat. Rezeki kita sesungguhnya adalah memberi manfaat.
Ilmu yang tidak bermanfaat seperti seekor keledai yang membawa tumpukan buku yang berat, dia sangat menderita karena beratnya buku itu, namun deritanya ia tanggung hanya sebatas karena sekadar apa yang ia bawa; tidak ada manfaat yang bisa ia berikan, bahkan bagi dirinya sekalipun.
Seorang yang diamanahi berharta banyak, tidak sedikit mereka tidak mampu memanfaatkan dengan optimal hartanya itu untuk kemaslahatan sebanyak-banyaknya masyarakat. Rumah-rumah besar hanya dinikmati oleh para pembantunya saja. Pemiliknya hanya kebagian membayar iuran-iuran. Harta yang tidak bermanfaat hanya menambah beban saja.
Kemuliaan seseorang bisa dilihat dari seberapa besar manfaat yang diberikannya dengan ikhlas. Jika tidak ikhlas, maka tidak ada nilainya di sisi Allah dan tidak akan selamat. Allah Maha Melihat lahir batin hamba-Nya.
Keberadaan diri kita di mana pun harus memberi manfaat, jangan sampai orang terdekat dan lingkungan terdekat, tidak merasakan ada dan tiadanya kita. Memberi manfaat kepada orang lain bukan karena ingin dibalas, ingin dipuji dan tidak boleh ada maksud lain, tetapi karena Allah suka. Cukuplah Allah menjadi saksi.
Kita pasti mati, kalau sudah mati maka tak bisa lagi beraktivitas. Saat masih hidup dan aktif, isilah dengan sesuatu yang bermanfaat, bagaimana caranya bisa melakukan sesuatu, jangan pikirkan apa yang kita dapatkan, tapi pikirkan manfaat apa yang bisa kita berikan.
Apa yang bisa dilakukan, lakukanlah karena Allah, sebab semua disaksikan Allah, tidak boleh mengharap imbalan, kalaupun ada yakinlah itu dari Allah. Yang penting Allah ridho dan kita berbuat optimal. Jika berbuat sesuatu karena hanya ingin imbalan, maka akan pilih-pilih mana yang akan dilakukan, yang menyebabkan kemuliaan kita akan merosot.
Benar-benar suatu penyesalan dalam hidup ini jika ada waktu yang terbuang atau tidak manfaat, sehingga setiap diri harus peka, karena ladang amal selalu Allah sediakan untuk kita. Di mana pun kita berada harus berpikir manfaat, apa yang bisa kita lakukan, lakukanlah yang terbaik dengan ikhlas karena Allah semata, jadikan sebagai ibadah. Kalaupun kita meninggal, itu terjadi dalam keadaan sedang berbuat sesuatu yang manfaat dan amalnya terus mengalir.
Maka, mulai sekarang, teruslah bertanya, "apa manfaat yang bisa saya berikan". Mari kita pasang indera ruhani kita agar lebih peka dapat mendeteksi ladang amal dalam bentuk apapun. Tidak bisa dengan harta, kita sumbangkan ilmu, tidak bisa dengan ilmu, dengan pikiran dan tenaga kita.