Hana Tajima Simpson, 23 tahun, di kalangan blogger muslimah sudah tak asing lagi. Perempuan cantik blasteran Jepang-Inggris ini akhir-akhir ini banyak menginspirasi para pemakai jilbab untuk bisa tampil gaya dengan jilbabnya.
Bisa dimaklumi karena penampilan jilbabnya cukup unik, menarik dan kasual. Bahkan boleh dikata, tidak mengikuti tren yang ada saat ini melainkan menciptakan tren. Ia berusaha menciptakan jilbab itu bisa dikenakan dimanapun dan kapanpun, seperti yang diungkap di sebuah media online.
“Suatu hari saya akan tampil dengan gaya glamour ala Hollywood dan (hari) berikutnya saya akan terobsesi dengan gaya rock/grunge di tahun 90-an,” ujarnya. Dan, memang melalui karyanya, jilbab yang diciptakannya tampil beda dengan jilbab-jilbab lainnya.
Kini, produk busana muslimah ciptaannya digemari banyak wanita di dunia, terutama di negara-negara Barat. Bahkan nama Hana menjadi ikon fesyen para muslimah di berbagai negara. Dari sini kita melihat bahwa busana muslimah pun bila dikreasi secara kreatif dan inovatif terlihat cantik, menarik, elegan dan tampil chic.
Berawal dari Frustasi
Mendesain busana muslimah memang tak begitu saja lahir dalam diri Hana. Semua ini bermula sejak ia memeluk agama Islam saat usianya baru 17 tahun. “Sebagai seorang desainer, awalnya saya merasa frustrasi melihat gaya berbusana sebagian besar muslimah yang kurang bervariasi,” ungkapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan HijabScraft.
Hana melihat sebenarnya para perempuan muslim dapat tampil di muka umum dengan gaya berbusana yang modis dan chic, serta mengikuti tren fesyen terkini. Hana pun mulai tergerak untuk mendesain gaya busana muslimah lengkap dengan jilbabnya yang berbeda dengan yang sudah ada pada saat itu.
Kendati 'Maysaa' ditujukan untuk para wanita Muslim, namun Hana tidak menampik hasil rancangannya ini juga bisa dikenakan oleh kalangan wanita non-Muslim. “Saya tidak bisa mengatakan pakaian yang saya buat hanya untuk wanita Muslim atau untuk wanita non-Muslim, karena kehidupan saya pada dasarnya juga merupakan percampuran dari keduanya. Karenanya, saya suka membuat rancangan dari perspektif yang sangat pribadi,” terang perempuan yang sudah mulai merancang sejak usia lima tahun itu.