Sebagai muslimah yang ingin selalu taat, aku sering banyak beristighfar saat tak sengaja memandangnya dengan penuh rasa cinta dan sayang. Dosakah aku? Bahkan secara sadar aku ingin dia memandangiku. Sombongkah aku? Semoga tidak. Tapi sebagai seorang wanita, rasa cintaku hanya bergemuruh di kalbu tak mampu aku ungkapkan. Atau wanita memang diciptakan untuk diam seribu bahasa ketika segudang cinta tertambat didada?
Semoga Allah memahami kegalauan hatiku ini. Bukankah Allah telah menciptakan laki-laki sebagai pasangan wanita? Jika ya, izinkan aku untuk memilikinya, seseorang yang aku harapkan. Ya Allah. jika dia baik bagiku, sampaikan bisikan hatiku, jika tidak baik bagiku, tolong tenangkanlah hati ini. Doa yang aku pinta kepada-Nya.
Waktu malam minggu pukul delapan lebih tiga puluh menit. Ketika aku sedang asyik menulis di depan komputer ternyata handphone-ku berbunyi dengan nada dering "Ketika Cinta Bertasbih" yang dinyanyikan Melly Goeslaw menandakan ada SMS masuk. Tidak seperti biasanya aku terkejut dengan isi pesan itu, dengan jelas nama laki-laki tersebut, lelaki yang tidak aku kenal. Pikirku mungkin salah sambung sehingga aku tidak mempedulikannya.
Selang berapa menit SMS dengan pesan serupa dan dari pengirim yang sama berdering lagi. Akhirnya aku kesal dan langsung mematikan handphone-ku yang berwarna silver dan kusimpan di atas rak buku yang berdekatan dengan meja belajar. Aku pun fokus menulis.
Keesokan paginya pukul empat lebih tiga puluh menit handphone-ku diaktifkan kembali, usai solat subuh dan Al-Matsurat. Setelah itu banyak pesan yang masuk diantaranya nomor handphone laki-laki yang tak jelas itu dengan isi pesan yang membuatku benci.
Kucoba untuk menghubunginya ternyata benar seorang laki-laki yang katanya ingin kenalan. Ia mengaku dapat nomor handphone-ku dari seseorang yang tak mau menyebutkan namanya. Aku benci dengan orang itu sambil memohon ampun untukku dan untuknya kepada Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Sebut saja aku ini Mawar dengan sosok yang penuh semangat dan anggun. Hmm.. jangan bayangin aku yah. Mawar anak yang pendiam namun gampang bergaul dengan siapa saja. Terkadang orang-orang yang disekilingnya penuh dengan tanda tanya terhadap dirinya. Segi penampilan alhamdulillah ia selalu menutup auratnya dengan balutan jilbab yang cukup lebar dan ia paling suka jilbab yang berwarna merah marun bermotifkan bunga-bunga.
Entah kenapa sikapnya yang berubah baik itu mengejutkan banyak orang terutama sahabat dekatnya, Ayu. Sewaktu dulu di SMA ia tidak seperti itu, ia anak yang malas, suka bolos sekolah, suka mementingkan dirinya sendiri dan sempat berpacaran juga. Aku mohon ampun pada-Mu ya Allah.
Pada dasarnya setiap orang pasti pernah berbuat salah. Siapapun orangnya. Apalagi jika saat iman lagi hampa dan kesempatan terbuka lebar dalam kemaksiatan mungkin terjadi. Sekali berbuat akan merasa berdosa, tapi jika dilakukan terus-menerus perasaan dosa itu akan hilang begitu saja tanpa ada rasa takut di adzab oleh-Nya.
Seseorang yang merasa enjoy melakukan dosa bahkan merasa benar apa yang dilakukannya berarti Allah sudah membencinya. Naudzubillah.
Alhamdulillahnya hidayah itu pun datang ketika kita sudah niat untuk menjemput hidayah yang Allah berikan kepada kita. Hidayah itu butuh ikhtiar kita, bukan berarti menantinya. Hidayah itu sangat mahal dan sulit untuk ditemukan dan didapatkannya lagi. Maka dari itu Mawar sangat membenci ketika ada pesan SMS yang membuat ia penuh kekhawatiran akan terjebak kembali dalam kemaksiatan seperti dulu.
Memang Maha benar firman Allah yang Maha Pemberi Ampunan namun bukan berarti kita sesuka hati melakukan kesalahan yang sama kemudian bertobat, dan melakukan dosa lagi, lalu tobat lagi, seperti itu lagi. Sebenarnya aku ini ingin menghindari dari hal-hal yang dilarang agama, khususnya zina. Allah SWT. Berfirman: ”Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra:32).
Kalau tidak ada aturan halal dan haram, mungkin sekarang kita sedang menikmati semua kenikmatan duniawi tanpa rasa takut. Benar gak? ” Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup.....”. (QS. Al-Araf:20)
Sudah jelas ayat diatas bahwa syaitan selalu saja menggoda manusia kapanpun ia mau. Seperti kisah Nabi Adam bersama isterinya Hawa, ketika di surga Nabi Adam terbujuk oleh bisikkan syaitan untuk mencicipi buah yang Allah larang, hingga akhirnya Nabi Adam dan Hawa turun dari surga.
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Begitupun dengan cinta, semua orang pasti merasakanya. Cinta ibarat udara yang sangat berarti dalam setiap kehidupan manusia. Cinta itu bagaikan angin yang tidak dapat dilihat, diraba, dan disentuh tapi dapat dirasakan kehadirannya dengan ketenangan dan kenyamanan. Walau hanya menutup mata karena cinta itu hadir dalam hati.
Semua yang kita lakukan pada dasarnya tergantung pada niat. Jangan mengatasnamakan cinta apabila diri kita jadi harus saling merusak. Benar tidak? Cinta itu suci jangan dikotori dengan perbuatan yang bisa mengotori cinta. Cinta yang hakiki adalah cinta pada Allah. Semoga kita tidak menuruti hawa nafsu kita yang ingin merusak hati. Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat,
Allah akan menjawabnya dengan lebih indah disaat waktu yang tepat.
Mencintai, dicintai fitrah manusia
Setiap insan di dunia akan merasakannya
Indah, ceria, kadang merana
Itulah rasa cinta
Berlindunglah pada Allah dari cinta palsu
Melalaikan manusia hingga berpaling dari-Nya
Menipu daya dan melenakan
Sadarilah wahai kawan
Cinta adalah karunia-Nya
Bila dijaga dengan sempurna
Resah menimpa gundah menjelma
Jika cinta tak dipelihara
*Cinta pada Allah (The Fikr: Cinta)
Karena itu mari kita semua sama-sama untuk mengisi hari-hari kita dengan penjagaan, kepekaan, dan rasa malu bahwa kita senantiasa dalam pengawasan Allah Swt. Dan jika ini terasa berat dan menyiksa, langit dan bumi terasa sempit, dada kita sesak, kita merasa semakin jauh dari Allah, mari saudaraku... bermuhasabah. Mungkin ada nikmat Allah yang kita kufuri, mungkin ada karunia yang kita dustakan, atau mungkin ada ayat-ayat-Nya yang kita permainkan. Astaghfirullahal’adhiim...
Saat kita sendiri maupun bersama
Saat sunyi maupun riuh
Saat tersembunyi maupun teramati manusia
Di pojok kamar yang sempit maupun di lapangan luas
Semua tercatat dan terekam
Lalu bertanyalah kita:
Rekaman itu dipenuhi maksiat atau ta’at?
*(Salim A Fillah: Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim)
Saudaraku memang benar kita tidak boleh berhenti belajar dan terus memperbaiki diri. Karena Allah selalu senantiasa mengawasi kita dari sudut manapun kita berada. Ada pesan SMS yang membuat saya termotivasi dari seorang murobiah: "Beruntunglah orang-orang yang terus memperbarui semangatnya dalam pergantian waktu, menjaga niat tetap dalam kebaikan dan menemukan ALLAH dalam setiap gerak langkahnya. Sungguh hanya cinta-Nya yang membuat kita tetap tegak dikala yang lain terkapar, tetap teguh dikala yang lain rapuh, tetap ISTIQOMAH dikala yang lain lemah. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mengingat-Nya dalam berbagai keadaan. Amin Ya Robbal’alamin. "
Saudara Ku Tetap Semangat